Rabu, 26 Desember 2012

Kedai Pak Jum

Pada sebuah perjalanan pulang yang terkurung hujan aku menepi di sebuah kedai kopi berpayung terpal, kecil, dan sahaja menahan hujan jatuh ke tubuh orang-orang yang berlindung di teduhnya... aku sangka langit akan kering terjaga hingga hari menuju esok, hujan membuncah begitu cepat, sekejap saja, dibawah terpal orang-orang semakin mengerumun, merapat, berjama’ah menghindari hujan yang berhamburan..aktifitas alam tiba2 memberi ruang untuk saling berbagi tempat mengisi keteduhan yang sama. Sulit rasanya aku menggembirai kesempitan ini, demikian juga orang-orang yang sama-sama terseret hujan hingga ke tempat ini.. disebelah tenda ini, ada “pak Jum”, demikian salah seorang dari kerumunan memanggil kelincahan seorang tua yang mengisi jeda hujan di kedai kopi yang berdampingan dengan keteduhan ini.. ia tak muda, tapi dari caranya beredar di area hujan ini sungguh menyimpan pesona yang dalam bagiku... melompat, menerabas, meliuk, dan tiba2 menjelma di hadapanku dengan gelas gelas yang patuh berderet di baki nya... Hujan yang keredaannya sedang kudo’akan saat ini, kehadirannya tampak sedang dirayakan pak Jum dengan riang, penerimaanku atas hujan saja benderang berbeda dengan penerimaan pak Jum atas hujan yang menggembala nasibnya saat ini... mungkin ada tarik menarik do’a yang sore ini menuju Tuhan dari tempat ini. sementara aku masih merawat kekecewaan atas hujan yang tak pernah paham situasiku, butir2 hujan masih lincah mengggulung tubuh pak Jum yang melompat dan beredar ke sekujur jalan, mengantar kopi, dan menjaganya dari hujan yang yang jatuh Pada akhirnya hangat kopi yang disebrangkan pak Jum dalam gelas yang lancip,memberi aroma tersendiri pada gigil yang lama2 kudamaikan dibawah terpal, tak sempat aku tuntaskan kopiku.. aku putuskan melabrak hujan, dengan segenap tubuh yang kuikhlaskan pada hujan, sekedar meneladani dedikasi pak Jum pada hujan. .. satu persatu orang2 di kedai pak Jum pergi melawan hujan, sebagian mengisi ulang kesabarannya di gelas-gelas kopi. saling mengisi dan melepas melingkar berputar di bawah terpal pak Jum tempat Tuhan mengatur kebahagiaan Pak Jum, istri, dan anak-anaknya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar