kau melahirkan jiwaku di sebuah telaga….
seperti perahu yang mengabdi pada arah angin…
jiwaku mengabdi pada nyanyian yang tersembunyi di balik matamu….
aku ingin membuatkan sebuah telaga di benakmu..
mesti kelak kau keringkan kisahnya….
senyumu tak pernah bisa menghardik mataku untuk menghindari sunggingnya…
karena ia lebih tajam dari matahari yang membakar tubuh kita siang ini…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar