Jumat, 28 Februari 2014

Burung Moncrot

Dari sebuah pohon yang rindang, sesuatu jatuh mendarat tepat di kaca helmku, sebuah noda hijau terpacak di batang hidungku. Sepertinya Tuhan sedang menggodaku lewat seekor burung yang moncrot di pagi yang indah. Aku tertawa.. seekor burung pagi ini benar-benar sedang merendahkan sisi“kemanusiaan”ku. Hanyalah seekor burung dengan kotoran yang datang di waktu dan tempat yang tepat, jadilah ia sebuah pertunjukan yang menggembirakan, tapi juga bukan main lucunya.. menggembirakan karena ia hanyalah kotoran, dan bukan sebongkah batu yang dilontarkan Tuhan lewat ratusan burung bul bul... dan lucu karena dari sekian ribu pengendara yang kebetulan lewat di bawah pohon itu, seleksi alam dan mekanisme waktu telah mempertemukan aku dengan kotoran itu. Sebuah situasi yang jika dihitung tingkat probabilitas nya oleh para ahli matemata.. saya adalah satu orang dari ratusan kemungkinan yang bisa terjadi pagi itu. Begitulah cara Tuhan menimpuk rezeki yang manis di pagi ini. yang najis, jika ia datang dengan cara yang jenaka, ia menggembirakan. Tuhan itu lucu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar