Kamis, 17 September 2009

catatan cinta buat bapak

pada usiamu yang senja,selayaknya waktu kau tampung dengan rebah lelah buah panjang perjalanan yang kau taklukan dengan gemilang, dengan warna warni hidup yang telah kau taburkan. Hidup tak semestinya kau tafsir sebagai rentang pertarungan yang abadi.

getar suaramu mulai retak, tapi sungguh tak merusak citra kata yang acap mendobrak.
telingamu sudah tak lengkap menangkap suara dikejauhan... tapi kau tetap mampu mendengar suara anak anakmu yang tersembunyi....
matamu kian tersembunyi dibalik keriput yang mengkerut disudutkan waktu....
tapi pandanganmu masih mengiring nan anggun
aku percaya jiwamu akan semakin kuat mengindera kehidupan yang tak tenang....

bapak melewati tajam perjalanan bukan dengan tanpa cedera, aku seperti juga anak anak yang kau tanam dari cinta yang luhur acap membuatmu tertatih, tapi aku yakin kau tak pernah merintih...
kau membuatku menjadu anak anak yang tumbuh dalam hasrat...
kau membaptisku menjadu anak anak yang bermimpi...
dengan tubuh yang getas bapak masih mendayung kehidupan seolah bapak menerjang bandang yang menyerang...
betapa diam adalah binasa...... dan berhenti melemahkan, katamu... aku paham itu akhirnya...

bapak..
aku rindu kita duduk berhimpun, berceritera, atau untuk sekedar mendengarmu berdendang tentang negeri para binatang ..selalu ada petuah langit yang menetas dari setiap cerita yang kau dendangkan..dan kau serupa sang nabi yang dikelilingi sekumpulan jiwa yang sesat...nun jauh disana ada seekor kura kura yang mampu melawan keterbatasan, atau sang kancil yang cerdik menyelamatkan diri dari maut ke maut, atau seekor kera yang luput menerka kegagalan...dan burung yang mencintai langit..
aku suka suka setiap penggalan cerita itu... kerena ternyata...aku tersadar jika bapak layaknya seekor kura kura yang mampu berlari kencang melampaui keterbatasan, bapak adalah kancil yang tak gentar di kurung taring. yang lembut mengatup rahang segala dendam...

pak..
aku sangat rindu saat rumah ini menjadi sesak dengan tangis dan tawa yang menjadi sepadan dalam memberi kenangan bahagia..
adakah kau terlelap..karena tak ada riuh gaduh anak anak yang membangunkan tidurmu, rumah ini sekarang hanya menjadi ruang kosong yang memantulkan beragam peristiwa

aku hanya bisa meletakan rindu ini pada sebuah catatan yang sunyi....

1 komentar:

  1. Baru main ke : http://indahprihandini.blogspot.com/2009/11/menjadi-mahasiswa-kupu-kupu-sejenak.html

    Temanya tentang "ayah" juga. Ada apa ya dengan ayah-ayah-ayah hari ini ?

    BalasHapus