Empat tahun yang lalu aku berjumpa dengan keremajaanmu…tak ada sorot kematian yang mengintai masa mudamu yang penuh dengan catatan hidup yang tebal, dulu kau masih saja mengantarkan wajahmu pada tiap langit senja di halaman rumah dengan setebal alis yang tegas, karena rambut yang biasa menutupinya kau ikatkan, hingga kau biarkan aku menyunting lehermu yang jenjang..
senja itu kau mengenalkanku pada impian-impian mudamu, nikmat kita mengurai percakapan di tiang sungai yang tak pernah berhenti bergemuruh, aku sangat terbiasa mengenal kesederhanaanmu di sana
dijalan itu kau masih saja berlalu diantara kerumunan orang orang yang lelah,,,deras peluh siang hari tak pernah membuatmu gaduh..panjang tubuhmu kerap menerobos lalu lintas orang-orang disana membuatku gentar menatap semangat dibaliknya..
banyak kisah tersimpan dan tak terujarkan jauh bersemayam di kedalaman hatiku.. aku menyimpannya dalam dalam, aku membiarkannya menjadi senyap..meski ruang dalam diriku selalu menerka hal yang sama dalam dirimu…aku tak pernah tahu kapan harus aku tuntaskan kemunafikan ini, aku hanya mem biarkan rahasia hatiku terurai dari mata yang menatapi wajah ovalmu, dari caraku menyapamu dalam keheningan malam , atau dari caraku menuntun hatimu untuk menemukan sungging senyum bahagia dari hatiku yang dilahirkan dari persenggamaan kata – kata…dan aku selalu takut melontarkannya menjadi kalimat – kalimat cinta…
aku tak pernah ingin membuat perjalanan ini menjadi begitu berliku…meski aku tau kau mulai bosan membaca peta perjalanan yang samar…sementara kau tak bisa mengusir harapan ibumu yang selalu singgah di sela percakapan ,,,sampai kau menemukan gerbang perjalanan hidup dari bahu seorang lelaki yang memecah kegamangan…. Meski selalu saja liku perjalanannya mengancam kebahagiaan yang tak pernah kau yakini akan lahir bersamanya… tapi kau selalu berharap “semoga”….. dan itu adalah kalimat terakhir yang giat kau lontarkan sebelum akhirnya kau tak akan pernah bisa mengatakannya selamanya……..
kau bergelut dengan impian dan kematian, bahkan pada saat kau harus berusaha tersenyum di pelaminan yang memberimu impian….. dan kau melakukannya dengan tegar…
aku tak bisa meneladani kekuatan dalam batinmu itu….
aku tinggalkan cerita ini seperti kau yang kini meninggalkan kehidupan yang samar bagiku,,,, pada saat aku takut mengurai perasaan, kau memeberiku rahasia yang termaktub dalam hatimu, hingga aku hanya bisa tuliskan ini dalam sejarah kisah lebam dalam hidupku, aku terlambat meyakinkanmu bahwa aku memiliki perih yang sama…aku memiliki impian yang sama… dan aku memiliki cinta yang sama….
Beristirahatlah dengan tenang….…. mungkin karena kebahagiaan disana harus lebih cepat kau dapatkan, hingga Tuhan harus menjemputmu dari kehidupan yang samar
Selamat Jalan ka………………………………..