Waktu kecil aku selalu berteman dengan jendela di pagi hari yang basah..Karena tepat diseberang jendela, rimbun pohon yang dihuni sekawanan burung yang bergembira akan melepaskan suaranya yang ramai..
Waktu itu pagi memiliki cita rasa yang sangat istimewa dan sensasional..kerap aku mematung di bidang yang menjadi sekat antara ruang kamarku dan halaman rumah yang…
Di pagi hari jendela akan mempertemukan wajahku yang kusut dengan binar matahari yang menerobos hingga ke dindingkamar..lalu aku berusaha mengidentifikasi dunia di luar jendela dan mencoba menjadi bagian darinya..
Pada waktu, tempat, dan situasi yang tak sama, sekat itu memberi efek serta pesona yang tak sama…Jika di masa kecilku jendela akan mengantarkan pada permai kehidupan nan anggun, dan menjadi pertautan sakral antara jiwaku dengan alam. Pagi ini, di balik jendela aku menuliskan matahari yang murung..diantara klakson yang bertempur mencari jalan,dengan gerutu para para pejalan kaki di trotoar, atau dengan deru mesin yang menelan ketentraman..
Kali ini, jendela di pagi hari mempertemukan aku dengan pagi yang sumbang..karena burung burung itu pergi ke timur dan mereka bertengger di atap pabrik..
Dan..jendela pagi ini memberiku cita-cita untuk berlari ke masa lalu….